Minggu, 27 Mei 2012

PERAN PENTING SEORANG PEMIMPIN DAN TANGGUNG JAWABNYA

Oleh : Rio Eryco Vebriadi (Calon BLM D4)


Seorang manusia telah diciptakan untuk mengembang tugas kepemimpinan. Kepemimpinan memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang hidup sebagai makhluk sosial memerlukan seorang  pemimpin dalam mencapai tujuan mereka. Bahkan sekelompok perampok pun, secara kasar, harus memiliki seorang pemimpin diantara para anggotanya. Tanpa adanya seorang pemimpin, manusia akan mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan sumber daya yang ada pada mereka. Berbagai sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan hidup mereka, cita-cita mereka, dan impian mereka.
            Presiden, raja, sultan, gubernur, bupati, camat atupun seoran ketua Rukun Tetangga sekalipun adalah seorang pemimpin masyarakat, yang memegang amanah kepemimpinan yang nantinya harus dipertanggungjawabkan. Kepemimpinan tidak selalu berhubungan dengan jabatan, terkadang seorang pemimpin tidak memiliki gelar, pangkat atau panggilan kehormatan. Namun karena kearifan, akhlak, dan kemampuannya ia dianggap sebagai pemimpin tanpa harus melalui proses pemilihan atau dipilihkan. Seorang ayah, ibu, atau kakak adalah pemimpin dalam sebuah keluarga. Ayah memimpin keluarga, ibu sebagai wakil pimpinan didalam keluarga tersebut dan kakak yang harus memandu adik-adiknya juga seorang pemimpin. Bahkan diri kita sendiri adalah pemimpin yang nantinya juga dimintakan pertanggungjawabannya akan semua tindakan, ucapan, dan perasaan.
            Berbicara kepemimpinan erat kaitannya dengan amanah, karena sesungguhnya pemimpin bukan sekedar suatu profesi, lebih jauh lagi kepemimpinan adalah sebuah bentuk kepercayaan yang diberikan seseorang kepada kita untuk mewujudkan apa yang dikehendaki oleh sang pemeberi amanah itu. Oleh karenanya diakhir suatu masa kepemimpinan itu, sang pemberi amanah berhak meminta pertanggungjawaban atas apa-apa yang telah ia amanahkan dan si pemimpin berkewajiban untuk memenuhinya. Adanya masa pertanggunjawabaan seharusnya menjadikan seorang pemimpin mawas diri akan apa yang ia pimpin, akan apa yang diamanhkan kepadanya. Urusan ini pula yang menjadikan sebagian orang enggan mengambil suatu tanggung jawab yang besar atas diri seorang pemimpin.
            Pola kepemimpinan yang saat ini terjadi di masyarakat ikut menambah kekhawatiran atau keengganan seseorang yang sebenarnya memiliki potensi  ideal untuk menjadi seorang pemimpin. Ada beberapa pola kepemimpinan yang masih diterapkan hingga saat ini di dunia antara lain (1) Sistem kepemimpinan otoriter yaitu model kepemimpinan yang cenderung sewenang-wenang, (2) sistem kepemimpinan absolut yaitu model kepemimpinan yang bersifat kekuasaan penuh tanpa adanya suatu konstitusi yang mengatur akan jalannya pemerintahan, (3) dan sistem kepemimpinan demokratis yaitu kepemimpinan berdasakran kedaulatan dari rakyat.
            Para generasi yang saat ini duduk sebagai pemimpin kita seharusnya dapat memberikan contoh yang baik kepada generasi muda bagaimana cara kepemimpinan yang baik. Maraknya penyalahgunaan jabatdan, korupsi dan kolusi membuat gerah masyarakat akan ulah pemimpin bangsa yang mereka harapkan dapat mewujudkan tercapainya tujuan negara ini sekaligus dapat memajukan kesejahteraan mereka. Setiap tindakan, perbuatan, dan ucapan seorang pemimpin sangat berarti dan berpengaruh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin menjadi gambaran suatu kondisi organisasi bahkan negara. Jika pemimpin negeri tersebut adil maka mata internasional akan sedikit banyak memandang bahwa negeri tersebut adalah negeri yang adil dan jika perangai pemimpin bangsa tersebut buruk maka masyarakat dunia berpandangan tidak baik kepada negeri tersebut. Bahkan mungkin saja karena peranngai buruk pemimpin suatu negeri bisa saja mendatangkan sanksi-sanksi internasional terhadap negeri tersebut baik dalam bentuk embargo, pemutusan hubungan diplomatik atau pengucilan dari pergaulan internasional.
            Pemimpin juga memiliki andil yang besar terhadap kemajuan suatu negara bahkan organisasi. Komitmen leadership dan visi seorang pemimpin dapat membawa dampak atau pengaruh yang besar bagi rakyat atau anggota organisasinya juga jaminan ketercapaian tujuan berasama. Seorang pemimpin yang tidak memiliki komitmen pemberantasan korupsi, misalnya, tidak akan mampu mewujudkan suatu kemajuan berarti dalam upaya-upaya pemebrantasan itu karena tidak memiliki niatan yang kuat dalam mewujudkan organisasi yang bebas korupsi. Sementara itu para anggota yang dia mimpin hanya memiliki kemampuan yang terbatas untuk mewujudkannya bahkan akan mengalami kesulitan jika pemimpinnya tidak memiliki komitmen yang jelas. Demikianlah gambaran besarnya pengaruh seorang pemimpin dalam kehidupan masyarakat. Semua yang ia perbuat menjadi tolak ukur, harapan, dan image suatu organisasi yang ia pimpin. Makin jarangnya pemimpin yang dapat memberikan inspirasi atau memenuhi ekspektasi masa menjadikan masyarakat beranggapan bahwa saat ini negeri ini mengalami krisis kepemimpinan. Dimana negeri ini belum bisa memberikan atau menghasilkan pemimpin-pemimpin tangguh seperti awal kemerdekaan. Guna menghasilkan pemimpin-pemimpin yang tangguh dan berintegritas tinggi maka tiap-tiap organisasi, masyarakat, negara, bahkan diri kita pribadi harus mempersiapkan kader-kader generasi muda yang berkarakter dan memberikan bekal pendidikan yang memadai bagi mereka. Dalam lingkup diri pribadi maka hendaknya kita juga senantiasa melakukan evalusi dan perbaikan serta pembelajaran dari setiap apa yang kita lakukan.
            Kekhawatiran dan ketakutan akan tanggungjawab hendaknya tidak dijadikan alasan untuk me-enggankan diri untuk mengembangakan jiwa kepemimpinan diri kita. Pada hakikatnya setiap perbuatan pun pasti akan dimintai pertanggunjawabanya baik besar ataupun kecil. Maka jadi pemimpin yang memiliki jabatan ataupun tidak, kita akan tetap dikenai kewajiban pertanggungjawaban suka atau tidak suka. Tiap kesempatan hendaknya dipergunakan seoptimal mungkin dan sebaik mungkin sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman yang nantinya dapat digunakan untuk bekal/modal dalam memikul suatu amanah yang lebih besar lagi. Toh, ketika kita mencapai suatu keberhasilan dalam menjalankan amanah kita, mendapat nilai yang baik dari sang pemilik amanah, maka akan ada reward yang telah disediakan. Bukan materi tetapi lebih mulia dari itu yaitu rasa kebahagian dan ketenangan ketika tujuan atau visi itu dapat tercapai serta pahala yang besar bagi mereka para pemimpin yang adil. Menilik hal tersebut, maka tidaklah pantas menukar kebahagian dan ketenangan tersebut dengan materi. Hal ini lah yang seharusnya direnungkan oleh para pemimpin kita nun jauh disana, bahwa masih ada rewaard yang lebih besar lagi bagi mereka yang dapat mengantarkan anggotanya kepada tujuan yang mereka cita-citakan dan hal ini juga yang seharusnya menjadikan mereka termotivasi untuk dapat bekerja dengan ikhlas dan tak mudah tergoda akan ujian dan cobaan yang menrpanya serta memotivasi generasi muda untuk tidak takut menjaadi seorang pemimpin walaupun hanya memimpin diri mereka sendiri.

Ditulis oleh
Rio Eryco Vebriadi
Mahasiswa DIV Akuntansi Kurikulum Khusus – STAN
Jurangmangu, 20 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar ya!