Senin, 28 Mei 2012

Pemimpin dalam Tiga Peran

Oleh: Achmad Tri Budiawan dan Wima Adang Nugraha (Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa)


Koordinator
Peran paling sederhana dari seorang pemimpin yang saya tahu adalah mengoordinasi. Dia yang memimpin adalah dia yang mengetahui kemana organisasi (atau kelompok) akan mengarah, dan memahami cara paling efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Sebuah kisah dari para pelari maraton akan menjadi pelajaran.
            Pada musim semi yang sejuk di pegunungan Nevada, sekelompok orang saling mengejar dalam sebuah perlombaan maraton jarak jauh. Mereka terus berlari tanpa melihat rambu-rambu jalan. Karena memang sebagian besar dari mereka bukanlah penduduk setempat yang memahami rute maraton tersebut dan memang rambu-rambu jalan bukanlah pemandangan yang menarik untuk dinikmati. Satu-satunya yang mereka lakukan hanyalah mengejar pesaing mereka yang ada di depannya. Satu terlewati, lalu target selanjutnya adalah melewati yang satu di depannya lagi. Demikian seterusnya. Hingga perjalanan yang mereka lalui sudah semakin jauh, terlalu jauh bahkan bagi mereka yang terbiasa mengikuti perlombaan serupa.
            Hingga akhirnya ada salah satu dari mereka yang menyadari adanya kesalahan dalam rute yang mereka tempuh.Dan penyebabnya sederhana. Bahwa mereka sepanjang lari bukannya mengikuti rambu-rambu, malah mengikuti orang yang berlari paling depan, yang ketika ditanya, juga tak mengetahui dimana letak garis finish.

Think, Act, Change

Oleh: Satria Arga Nugraha dan Ika Khairunnisa (Calon Ketua dan Wakil Ketua Himas)


Something doesn’t kill you make you stronger. Kalimat itu mungkin sudah sering kita dengar, apalagi untuk teman-teman akuntansi 2010, mengingatkan akan sesuatu di UTS ini , kan? Hehe.
Setelah UTS kita diakhiri dengan kalimat itu, sesungguhnya apa makna yang terkandung dalam kalimat tersebut? Jangan pernah menyerah? Terus bersabar saat mendapat sebuah kesulitan? Masalah yang datang akan membuat kita lebih kuat? Ya, pasti akan ada banyak penafsiran tentang makna dari kalimat tersebut. Tidak ada yang salah saat kita berusaha menafsirkannya, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat untuk memaknai kalimat tersebut. Namun, pada intinya dalam kalimat tersebut terdapat tantangan terhadap diri kita untuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Nah, bisakah kita?
Mari kita ubah fokus kita menuju ke struktur kalimat tersebut. Something – does – not – kill – you – make – you – stronger . 8 kata yang membentuk satu buah kalimat. Disana kita bisa kembali lihat, 8 kata yang membentuk sebuah kalimat dapat memberikan banyak makna berbeda.
Apa maksudnya? Mungkin teman-teman akan bertanya. Disini yang akan saya tunjukkan adalah hanya dengan sedikit hal yang kita miliki, kita akan mampu membuat banyak hal yang berbeda. Dari 8 kata yang saya miliki, saya rangkai menjadi sebuah kalimat, yang pada akhirnya kalimat tersebut mempunyai banyak makna yang positif dan mungkin akan menginspirasi.

Siapkah kita menjadi seorang pemimpin?

Oleh: Faisal Rachman dan Seftianty Saepul (Calon Ketua dan Wakil Ketua Himas)


Tiap manusia ialah seorang pemimpin dan tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. Sepenggal kalimat yang sering kita dengar di berbagai kondisi jika kita membahas soal pemimpin. Dia lah pengemban amanah, karena memimpin itu buka soal kekuasaan tapi soal pengembanan amanah yang baik juga. Harus ada seorang yang mengambil amanah tersebut. Pemimpin ialah pucuk tertinggi dari sebuah entitas, entah itu organisasi, rumah tangga, perusahaan, pekerjaan, dll. Dia lah pula lah yang bertanggung jawab atas segala pengambilan keputusan yang dilakukan oleh entitas tersebut. Seorang pemimpin yang baik ialah seorang pendengar yang sangat baik juga. Selain itu ada 3 kriteria yang akan kami angkat dalam essay ini untuk menjadi seorang pemimpin yang adil dan ideal, yaitu Cerdas Spiritual, Cerdas Emosional, dan Cerdas Intelektual.
Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi  ialah pengambil keputusan tertinggi dan juga panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus menularkan sesuatu yang mengarah pada hal positif di tiap tindakannya.  Tidak ada pemimpin manapun di dunia ini yang bisa menyelesaikan semua masalahnya sendiri bahkan dengansekumpulan tim homo sapiens terkuat yang dia bentuk, kenapa? karena banyak hal di dunia ini yang jauh sekali dari nalar kita sebagai manusia. Banyak masalah yang sebenarnya tidak bisa dipecahkan sendiri oleh kekuatan manusia, sekuat apapun dia. Manusia PASTI butuh Tuhan, untuk bersandar, mengadu, dan meminta. Karena Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hanya pemimpin yang angkuh yang tidak percaya pada Tuhan. Sejarah membuktikan dengan adanya Fir’aun pada zaman Nabi Musa As. Manusia adalah makhluk lemah, seorang pemimpin yang adil dan ideal pasti mengetahui dan menyadari hal tersebut,tidak ada kesempurnaan dalam dirinya semuanya hanyalah amanah dan titipan yang Allah berikan, lakukan sebaiknya dan bermanfaatlah kepada orang banyak karena kita lah khalifah yang diutus Allah di muka bumi ini. Maka dari itu, poin paling penting dalam kriteria menentukan pemimpin adalah harus cerdas secara Spiritual. Karena agama adalah norma paling penting dalam mengatur tindak-tanduk kita di dunia ini. Pemimpin yang ideal pasti berpegangan pada agama, tapi orang yang berpegangan pada agama belum tentu pemimpin yang ideal, kenapa??

Kepala Ayam atau Ekor Harimau

Oleh: Rahmad Prasetyo dan Arrozaq Nugraha Putra (Calon Ketua dan Wakil Ketua IMP)


“Ada satu kerinduan – nyaris sedalam dan sekental hasrat untuk makan atau untuk tidur. Yaitu hasrat untuk menjadi orang luar biasa. Hasrat untuk menjadi orang penting” – Dale Carnegie
Di sebuah film mandarin yang pernah saya tonton, pernah ada pernyataan dari salah seorang actor yang sangat saya ingat kata – katanya. “Lebih baik aku menjadi kepala Ayam ketimbang menjadi ekor harimau” Ujarnya. Ada suatu makna yang saya rasa mewakili keinginan sebagian besar orang. Yakni kehausan akan aktualisasi diri. Dan Abraham maslow, sang Teoritikus dalam teori – teori kepribadian pun menyepakati hal serupa. Aktualitas.
Apa hal mendasar yang menjadi pembeda antara kepala ayam dan ekor harimau yang dimaksud dalam kalimat itu? Apakah kalimat itu hanya mewakili perasaan si lakon dalam film yang lebih memilih menjadi pemimpin meskipun dalam kelompok yang kecil ketimbang ada dalam kelompok yang besar namun hanya menjadi pesuruh? Sepenting itukah posisi diri kita sebagai pemimpin? Apakah menjadi pemimpin tampak lebih ‘Aktual’ ketimbang menjadi bawahan?
Tak perlu bersusah – susah dengan teori – teori rumit. Cukup liat sedikit atau banyak relita di lapangan, maka jawaban dari pertanyaan terakhir pada paragraph di atas adalah ‘Iya’. Bahwa nyatanya, pemimpin seringkali terlihat lebih eksis ketimbang bawahan. Meskipun kontribusi bawahan punya peran yang sama besarnya dengan atasan, tapi tetap saja atasan yang akan diaktualisasikan. Contohlah Kota Solo dan Mobil Esemka. Saat mobil itu mulai banyak diberitakan di media massa, nama siapa yang akhirnya menjadi tenar? apakah nama anak – anak SMK yang merangkai mobil tersebut, ataukah nama Bupatinya yang sekarang maju ke DKI 1? Jawabannya, jelas. Orang – orang justru lebih mengenal Jokowi dalam ‘insiden’ mobil Esemka itu. Kendati saya pun tak mengerti di bagian yang mana Jokowi punya peran. Untungnya, Pak Kiat sudah menyelamatkan ketenarannya lebih dulu dengan menamai mobil Esemka itu dengan namanya. Nah, di sini mestinya timbul pertanyaan akan makna aktualisasi dalam kepemimpinan. Apakah Eksistensi atau kontribusi?

KEPEMIMPINAN

Oleh: Hwang Ie Raharja dan Dimas Prihandana (Calon Ketua dan Wakil Ketua IMP)

Kepemimpinan adalah suatu hal yang mudah diucapkan namun sulit diaplikasikan. Kepemimpinan adalah factor kunci berhasil atau tidaknya suatu organisasi ataupun bentuk kerjasama lainnya. Kepemimpinan juga yang menjadi poin kunci solid atau tidaknya sebuah tim. Banyak hal yang memengaruhi baik atau tidaknya kepemimpinan seseorang. Pengalaman , sikap , latar belakang , dan kemampuan seseorang menguasai keadaan menjadi factor-faktor yang memengaruhi kepemimpinan seseorang.
Kepemimpinan sendiri memiliki berberapa tipe, tipe yang otoriter seperti Presiden kita yang dahulu Bapak Presiden Soeharto lalu juga ada tipe kepemimpinan yang kharismatis seperti founding father Negara kita Bapak Presiden Soekarno. Dan ada juga tipe kepemimpinan yang demokratis seperti yang sudah banyak diterapkan pemimpin-pemimpin saat ini. Seiring dengan berjalannya waktu , orang-orang menyadari bahwa pemimpin yang demokratis itu lebih disenangi dan memberi lebih banyak manfaat dibanding tipe kepemimpinan lain.
Seorang pemimpin yang demokratis selalu mendengarkan saran dan masukan bahkan kritik dari orang-orang sekitarnya baik itu lawan maupun kawan. Pemimpin yang demokratis akan selalu dihadapkan pada banyak pilihan karena ia akan mendengarkan banyak saran dari orang-orang, dalam hal ini seorang pemimpin yang demokratis tentu juga harus memiliki kecakapan dalam memutuskan pilihan. Untuk masalah ini factor pengalaman dan pengetahuan akan berperan penting dalam bagaimana seorang pemimpin memutuskan pilihan-pilihan mana yang harus dia ambil.

KEPEMIMPINAN

Oleh: Farchan Maulana dan Zaky Wahyu S. (Calon Ketua dan Wakil Ketua Fokma)


Pemimpin itu selalu menjadi titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat. (CN Coley 1902)
Ya, pemimpin. Berasal dari kata dasar pimpin. Juga merupakan kata dasar dari kepemimpinan. Kata pimpin yang awalnya adalah sebuah kata kerja bisa menjadi sebuah kata benda saat dia mendapat imbuhan kata –an atau imbuhan kata ke-an. Bedanya dengan imbuhan –an maka ia akan menjadi pimpinan, sedangkan dengan imbuhan pe- dia akan menjadi pemimpin. Berbeda bentuk berbeda pula artinya. Pimpinan tidak lebih dari ungkapan harfiah dari seseorang yang harus dilayani dan dituruti semua kemauan serta keinginannya. Sedangkan pemimpin ialah seseorang yang melayani dan mengayomi kebutuhan dari anggota ataupun komunitas yang dipimpinnya.
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

Kepemimpinan: Sebuah Pemikiran

Oleh: Usman Nur Hamzah dan Adenency Bekti Utami (Calon Ketua dan Wakil Ketua Fokma)


Pemimpin adalah penggubah peradaban. Pendobrak, pembeda zaman.

Melalui sejarah, manusia diperkenalkan kepada karakter kepemimpinan yang bermacam-macam. Namun, pada hakikatnya, seorang pemimpin adalah pelaku perubahan. Bukan hal yang aneh ketika pemimpin ditanyai menyoal perubahan apa yang akan atau telah dibuatnya. Walaupun perubahan adalah sebuah keniscayaan, tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat memerlukan pemimpin untuk melakukan sebuah aksi, sebuah perubahan.
Sayangnya, kecekatan tangan-tangan para pemimpin bukan hanya dapat membentuk peradaban yang tangguh, salah sedikit saja, bisa membentuk peradaban yang rapuh.
Melakukan perubahan bukanlah perkara mudah. Seorang pemimpin biasanya akan dihadapkan pada kondisi dimana masyarakat berusaha mempertahankan tradisinya, walaupun di sisi lain, masyarakat tersebut juga menginginkan perubahan. Sebuah kondisi yang sesungguhnya cukup kontradiktif, ketika masyarakat yang menuntut perubahan malah terlihat seperti melakukan penolakan atas perubahan yang diinginkannya—karena terlanjur nyaman dengan tradisi lama.

Essay Kepemimpinan

Oleh: Meyzar Ahmad dan Irfan Jarot (Calon Ketua dan Wakil Ketua Hima-PPLN)


Awali membaca essay ini dengan Bismillahhirrahmanirrahim
Kepemimpinan merupakan sebuah proses,proses untuk memengaruhi apa yg dipimpin,dan memberi contoh pada yang dipimpin dalam upaya mencapai sebuah tujuan dari kepemimpinan tersebut(wikipedia)
Pemimpin /pimpinan sebuah organisasi adalah fondasi dari sebuah organisasi,jika pemimpinnya membangun fondasi yang buruk,maka ya bisa dipastikan organisasi nya akan kelimpungan dalam mencapai tujuannya
Pemimpin haruslah visioner dan misioner,memiliki arah dan tujuan yang jelas tentang organisasi yang akan dipimpinnya selama periode kepemimpinannya.Oleh karena itu kita mengenal dari jaman SMP bahwa jika ingin mengajukan diri menjadi ketua osis harus membuat visi dan misi
Saya selaku incummbent hima ppln,memiliki visi dan misi yang sama dengan periode sebelumnya,karena visi dan misi tersebut hasil pemikiran bersama,yang menelurkan visi “proud PPLN”,dan misi nya itu adalah mengembangkan kapasitas, dan memperluas jaringan.Sebagai spesialisasi yang sedikit sumber daya manusia nya,sudah seharusny kita sendiri bangga dengan PPLN,karena  sedikit tapi berkualitas,sehiingga bisa mengadakan event skala nasional bersama pbb dengan meraih keuntungan berlimpah. J

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Oleh: Haris Firdaus dan Ferdian Jati (Calon Ketua dan Wakil Ketua HMP


Kepemimpinan dalam suatu organisasi mutlak diperlukan. Dimana kepemimpinan disini mempunyai peranan fundamental dalam arah organisasi, dalam arti lain kepemimpinan yang baik akan mengarahkan roda organisasi lebih baik.
Kepemimpinan disini bukan hanya milik ketua organisasi semata. Setiap anggota organisasi lainnya harus mempunyai rasa kepemimpinan di dalam hatinya. Karena walaupun kita bukan pimpinan, tapi kita semua adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. Ketua mempunyai wakil, kasi, kabid, dsb. Kasi mempunyai bawahan yang harus dipimpinnya. Begitu juga dengan Kabid. Bagaimana dengan staf ? Walaupun seorang staf tidak memimpin orang lain, dia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, dimana dia mempunyai tanggung jawab yang harus diembannya. Jadi, semua elemen organisasi wajib mempunyai sifat kepemimpinan.

Minggu, 27 Mei 2012

Kepemimpinan Efektif

Oleh: Laode Athar Alfikry (Calon BLM Akuntansi Pemerintahan)


Bicara tentang kepemimpinan terkait erat dengan persoalan “pemimpin dan yang dipimpin”. Dan pada lanjutannya, hal ini akan mengarah kepada persoalan manajemen organisasi, di mana dibahas di sana mengenai interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin, metode kepemimpinan efektif, dan segala macamnya.
Banyak sudah kita mengenal sosok-sosok pemimpin, mulai dari tingkat keluarga, RT/RW, nasional, sampai yang harum namanya sudah ‘go international’. Dalam agama Islam, kita mengenal Muhammad ibn Abdullah, seorang Nabi, kepala keluarga, kepala pemerintahan, hakim dan panglima militer sekaligus. Di kancah Perang Dunia I dan II, kita juga mengenal Adolf Hitler dengan kepemimpinan rasis dan pembantaian besar-besaran yang dilakukannya. Di kubu komunis kita tahu Joseph Stalin dengan kepemimpinan tangan besinya yang penuh intrik. Di Indonesia sendiri, siapa tidak kenal Bung Karno, Jendral Soedirman, Pangeran Diponegoro dan masih banyak lagi.
Namun ketika muncul pertanyaan mendasar mengenai siapakah pemimpin terbaik dari sekian banyak pemimpin yang ada, maka kita membutuhkan suatu tolak ukur umum yang dapat dijadikan acuan. Seorang pemimpin dikatakan berhasil bukan karena tujuan yang hendak ia capai dapat terwujud. Bukan pula karena ia mengusung nilai-nilai moral yang mulia (karena jika begitu jelaslah Hitler, dkk. tidak masuk hitungan). Baik atau tidaknya seorang pemimpin diukur dari segi efektifitas kepemimpinannya, bagaimana pengaruh yang ia miliki dapat ditularkan secara menyeluruh dan meresap ke dalam diri bawahan-bawahannya.

Kepemimpinan, Jangan Lagi Klasik

Oleh: Diena Novianti M (Calon BLM Akuntansi Pemerintahan)


Saya buka Google, memanfaatkan mesin pencarinya, dan menemukan definisi kepemimpinan, yaitu kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Dalam kacamata saya
Mari kita menggeser sedikit pengertiannya dalam hal kepemimpinan dalam kampus. Dalam ranah politik di kampus kita berarti mencakup kepemimpinan dalam lingkup elemen-elemen kampus. Sebut saja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), Badan Audit Kemahasiswaan (BAK), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Badan Otonom (BO), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Masing-masing memiliki kepentingan dan wewenang masing-masing dalam menjalankan fungsi mereka sebagai wadah aspirasi dan kegiatan mahasiswa. Walau demikian berbeda, mereka saling terintegrasi untuk mewujudkan satu tujuan tunggal.

Layang-layang, Representatif Sebuah Kepemimpinan

Oleh: Li'ilzam Nuur (Calon BLM Akuntansi Pemerintahan)


Kepemimpinan, sebuah kata yang akan selalu kita temukan pada pribadi setiap orang. Terutama untuk memimpin dirinya sendiri. Dari kata itulah tersirat puluhan kata yang  tersusun menjadi sebuah definisi.  Menurut Dr Thomas Gordon, Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok, setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain, Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi. Jadi kepemimpinan itu adanya seseorang yang mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk bekerja guna tercapainya suatu tujuan yang dicita-citakan.
Bila kita melihat dengan seksama semua kejadian disekitar kita maka tak sedikit kita akan menemukan filosofi sebuah kepemimpinan. Seperti Layang layang, mainan anak-anak yang masih populer sampai sekarang, walaupun sudah berganti tahun, permainan ini tidak pernah absen dimainkan oleh anak-anak setiap tahun, meskipun terkadang musim layang-layang tidak sepanjang dahulu. Akan tetapi permainan ini selalu menjadi trending topic di beberapa daerah dan kota wisata.

PEMUDA & KEPEMIMPINAN

Oleh: Muhammad Umar (Calon BLM Akuntansi Pemerintahan)


Banyak hal yang dapat dipaparkan saat bicara tentang kepemimpinan –yang pada tulisan ini, saya akan mengaitkannya dengan peran pemuda-. Baik, beberapa hal terkait dengan kepemimpinan, akan saya paparkan sebagai berikut,
           
A.    Pengertian Kepemimpinan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(untuk selanjutnya akan disingkat KBBI) kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin, yang berarti menuntun, atau membimbing, masih dalam KBBI. kepemimpinan adalah perihal memimpin; cara memimpin. Kemudian beberapa tokoh juga merumuskan makna dari kata kepemimpinan ini, antara lain
1.    Georger R. Terry berpendapat, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.

DILEMA PEMBANGUNAN: KRITERIA PEMIMPIN IDEAL

Oleh: Elna Lalita (Calon BLM Administrasi Perpajakan)


Pada zaman yang modern ini, semua negara di dunia nampak ramai bersaing untuk dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera. Pembangunan nasional merupakan subuah topik yang hangat dan ramai diperbincangkan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini disebabkan karena pembangunan adalah dapat dikatakan syarat mutlak agar suatu negara bisa berkembang. Salah satu mosi yang banyak diperdebatkan saat ini adalah wacana mengenai keharusan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Namun sebelum kita membahas mengenai bab tersebut, mari kita mulai dengan membahas terlebih dahulu mengenai pembangunan sendiri.

Kepemimpinan Dalam Diri Pemimpin

Oleh: Rani Tyas Permanasari (Calon BLM Administrasi Perpajakan)

Pemimpin. Sebuah kata sederhana yang sarat akan makna dan penafsiran. Teringat salah satu mata kuliah 2 semester lalu, Pengantar Ilmu Ekonomi, dosen saya berkata bahwa, kata pemimpin itu jauh berbeda dari kata pimpinan. Meskipun keduanya memiliki kata dasar yang sama yaitu “pimpin”. Pimpinan lebih diidentikkan dengan seseorang yang memiliki jabatan dan kekuasaan untuk memimpin. Tidak peduli bagaimanapun sifatnya, tidak peduli bagaimanapun trade record nya, bahkan tak peduli bagaimanapun dia memperoleh kekuasaan itu, intinya dia adalah yang memimpin. Dia yang mempunyai kekuasaan, suka atau tidak suka. Berbeda dengan pemimpin. Seorang pemimpin itu tidak identik dengan jabatan. Tapi identik dengan kemampuan seseorang untuk mengatur, mengorganisasi, bahkan mempengaruhi seseorang yang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan bersama pula.

MENGAPA HARUS ‘MEMIMPIN’ ??

Oleh : Muhammad Asfiroyan (Calon BLM Administrasi Perpajakan)


“ .....Ada yang bilang, mau gimana lagi, kita (mahasiswa STAN) memang tumbuh dalam sistem (baca : kehidupan) seperti itu. Kita dibentuk untuk menjadi buruh, alih-alih pemimpin. Saat mahasiswa seumuran kita di tempat lain asyik bikin program, kita malah hanya diinstruksikan untuk mengoperasikan program. Yang lain mendesain peraturan, kita menghafal yang sudah ada. Yang lain belajar berinovasi, kita belajar mencintai status quo.....”
(Seorang alumnus STAN dalam sebuah artikel di blog-nya)

***
            Suatu hari, ketika saya masih berada di tingkat I, saya pernah merenung sejenak di dalam kamar kos saya, sembari membayangkan teman-teman saya di kampus ini yang dengan begitu ‘hebat’nya hidup sebagai spesies ‘mahasiswa kura-kura’ (KUliah RApat – KUliah RApat), mereka mampu menjabat sebagai korlak acara, ketua bidang, dan bahkan ketua umum beberapa organisasi kampus. Saya sungguh heran , tidak mengerti, sekaligus merasa iri (dalam konteks positif), “Mengapa mereka mau berepot-repot ria ?? Berkecimpung di dunia yang sama sekali tidak mendatangkan cash profit bagi mereka, malah mereka harus dibebani tanggung jawab yang terbilang berat di organisasi-organisasi itu ?? Apa sih keuntungannya ??....  

Essay Kepemimpinan


 Oleh: Ilman Akbar (Calon BLM Administrasi Perpajakan)

            Kepemimpinan, sebuah kata yang tidak asing didengar oleh siapapun. Sebuah kata yang erat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Kata yang mewakili makna kompleks yang terkandung di dalamnya, proses-prosesnya, latar dan bentuknya, serta tujuannya. Selanjutnya, dalam tulisan ini, saya mencoba menyampaikan beberapa warna dari kepemimpinan, membandingkannya, dari sudut pandang seorang mahasiswa.

1.    Definisi Kepimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing. Namun dari berbagai definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok

Essay Kepemimpinan

Oleh : Apriliani Indri Hapsari (Calon BLM Kebendaharaan Negara/Anggaran)

            Setiap orang tidak dapat hidup sendirian karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yaitu membutuhkan orang lain untuk menjalani hidup. Dalam menjalani hidup, manusia selalu berinteraksi bukan hanya dengan sesamanya tetapi juga dengan lingkungan. Oleh karena itu, manusia selalu hidup bersama dan berdampingan membentuk sebuah kelompok, mulai dari yang terkecil yaitu keluarga.
            Sudah pasti tidak mudah menjalani hidup secara berkelompok mengingat masing-masing individu mempunyai kepentingan dan keinginan yang berbeda. Terkadang, masalah antarindividu maupun antarkelompok pun tidak dapat dihindari. Diperlukan jiwa kepemimpinan yang sejati dalam kehidupan ini. Jiwa yang haus untuk menegakkan keadilan, jiwa yang penuh dengan semangat dan kecerdasan sehingga mampu mengatasi masalah yang rumit sekalipun.

KEPEMIMPINAN

Oleh : Alfian Surya Wicaksono (Calon BLM PBB)


Tidak dapat dipungkiri bahwa negiri kita saat ini sedang membutuhkan seorang pemimpin yang sebenarnya. Pemimpin yang benar – benar bisa mengayomi rakyatnya dan mengatur negeri ini dengan sebaik – baiknya. Sejarah pernah mencatatkan tinta emas nama – nama besar pemimpin yang menjadi teladan karena jiwa kepemimpinannya yang sangat kuat. Namun, sulit sekali untuk menemukan orang – orang seperti pahlawan tersebut. Model pemimpin sekarang kebanyakan mengiming – imingi kesejahteraan kepada rakyat dan akan menindak semua penyimangan – penyimpangan yang terjadi secara tegas. Mereka seolah – olah mengiba dengan mengumbar janji – janji kepada rakyat untuk mendapatkan dukungan. Pada kenyataannya, omongan – omongan mereka hanya menjadi angin berlalu ketika mereka benar – benar terpilih menjadi pemimpin. Mereka seakan menjadi orang yang terkena penyakit pikun atau lupa ingatan terhadap apa yang mereka lontarkan dan janjikan di saat kampanye. Mereka cenderung hanya mementingkan dirinya atau kelompoknya sendiri sehingga aspirasi rakyat hampir sama sekali tidak digubris. Telinga mereka seakan tebal dengan demo – demo yang dilakukan rakyat yang sangat geram kepada sang pemimpin dan bahkan buta dengan aksi – aksi anarkis rakyat yang sudah tidak bisa menahan emosi mereka. Pemimpin pun mengkhianati rakyat yang telah mempercayakan jabatan pemimpin tersebut. Seakan tidak ada lagi istilah “Pemimpin adalah wakil rakyat” di dalam kamus mereka.

PERAN PENTING SEORANG PEMIMPIN DAN TANGGUNG JAWABNYA

Oleh : Rio Eryco Vebriadi (Calon BLM D4)


Seorang manusia telah diciptakan untuk mengembang tugas kepemimpinan. Kepemimpinan memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang hidup sebagai makhluk sosial memerlukan seorang  pemimpin dalam mencapai tujuan mereka. Bahkan sekelompok perampok pun, secara kasar, harus memiliki seorang pemimpin diantara para anggotanya. Tanpa adanya seorang pemimpin, manusia akan mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan sumber daya yang ada pada mereka. Berbagai sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan hidup mereka, cita-cita mereka, dan impian mereka.
            Presiden, raja, sultan, gubernur, bupati, camat atupun seoran ketua Rukun Tetangga sekalipun adalah seorang pemimpin masyarakat, yang memegang amanah kepemimpinan yang nantinya harus dipertanggungjawabkan. Kepemimpinan tidak selalu berhubungan dengan jabatan, terkadang seorang pemimpin tidak memiliki gelar, pangkat atau panggilan kehormatan. Namun karena kearifan, akhlak, dan kemampuannya ia dianggap sebagai pemimpin tanpa harus melalui proses pemilihan atau dipilihkan. Seorang ayah, ibu, atau kakak adalah pemimpin dalam sebuah keluarga. Ayah memimpin keluarga, ibu sebagai wakil pimpinan didalam keluarga tersebut dan kakak yang harus memandu adik-adiknya juga seorang pemimpin. Bahkan diri kita sendiri adalah pemimpin yang nantinya juga dimintakan pertanggungjawabannya akan semua tindakan, ucapan, dan perasaan.

Matriks Pelanggaran dan Sanksi Terkait Verifikasi Calon Pemira 2012

Bakal Calon
Pelanggaran
Sanksi
BLM
Tidak menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa 1 lembar atau Surat Keterangan Mahasiswa dari Sekretariat Kampus STAN
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak mengisi dan menandatangani Curriculum Vitae
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak menyerahkan pas foto sebanyak 4x6 2 lembar beserta soft copy
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak menyerahkan esai dalam bentuk hard copy dan/atau soft copy
Denda Rp 5.000
Tidak mengumpulkan dukungan dari mahasiswa sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan
Denda Rp 200 per kekurangan mahasiswa
Terlambat mengembalikan kelengkapan berkas administrasi sesuai yang ditentukan dengan Panitia Pemira
Denda Rp 5.000
Presma dan Wapresma
Tidak menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa 1 lembar atau Surat Keterangan Mahasiswa dari Sekretariat Kampus STAN
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak mengisi dan menandatangani Curriculum Vitae
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak menyerahkan pas foto sebanyak 4x6 2 lembar beserta soft copy
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak menyerahkan esai dalam bentuk hard copy dan/atau soft copy
Denda Rp 5.000
Tidak mengumpulkan dukungan dari mahasiswa sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan
Denda Rp 200 per kekurangan dukungan mahasiswa
Terlambat mengembalikan kelengkapan berkas administrasi sesuai yang ditentukan dengan Panitia Pemira
Denda Rp 5.000
Ketua dan Wakil Ketua HMS
Tidak menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa 1 lembar atau Surat Keterangan Mahasiswa dari Sekretariat Kampus STAN
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak mengisi dan menandatangani Curriculum Vitae
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak menyerahkan pas foto sebanyak 4x6 2 lembar beserta soft copy
Dikeluarkan dari bursa pencalonan
Tidak menyerahkan esai dalam bentuk hard copy dan/atau soft copy
Denda Rp 5.000
Tidak mengumpulkan dukungan dari mahasiswa sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan
Denda Rp 200 per kekurangan mahasiswa
Terlambat mengembalikan kelengkapan berkas administrasi sesuai yang ditentukan dengan Panitia Pemira
Denda Rp 5.000


Tambahan:
·         Denda diserahkan paling lambat ke Panitia Pemira 1 hari sebelum pemungutan suara.
·         Tidak dibayarnya denda pada batas tanggal yang telah ditentukan Panitia mengakibatkan pengurangan surat suara. Pengurangan 1 surat suara per Rp 500 denda yang tidak dibayarkan.

Untuk mengunduh matriks pelanggaran dan sanksi versi cetak klik di sini

Matriks Pelanggaran dan Sanksi Terkait Kampanye Pemira 2012

Jenis Pelanggaran
Pelanggaran
Ringan
(denda Rp 5.000 per item pelanggaran)
1.      Tidak memenuhi syarat jumlah minimal kampanye kelas dari masing-masing calon (seperti diatur dalam SKEP PPR selanjutnya). Khusus pelanggaran ini dikenakan sanksi denda Rp 5.000 per kekurangan kelas.
2.      Tidak mengumpulkan Surat Pernyataan Kampanye Kelas kepada Panitia Pemira sesuai jadwal (dijelaskan batas waktu akhir dalam SKEP PPR selanjutnya).
3.      Tidak memasang pamflet-pamflet kampanye disetiap gedung sesuai ketentuan SKEP PPR selanjutnya (Pelanggaran ini hanya untuk pasangan Pasangan Capresma-Cawapresma dan HMS).
Sedang
(denda Rp 20.000 per item pelanggaran)



1.      Tidak membuat essay kasus (khusus untuk calon BLM)
2.      Tidak menghadiri debat publik (khusus untuk pasangan Calon Presma-Wapresma  dan Calon Ketua-Waka HMS)
3.      Tidak menjunjung tinggi sportivitas dalam hal pencarian dukungan dari para wakil kelas.
4.      Melakukan intimidasi, dengan nama dan dalam bentuk apapun, terhadap para anggota KM STAN dan/atau pemilih.
5.      Melakukan tindakan-tindakan atau perkataan-perkataan yang mengandung unsur SARA maupun yang bersifat provokatif baik kampanye lisan maupun tulisan.
6.      Dengan sengaja merusak dan/atau menghilangkan alat media kampanye pasangan calon lain.
7.      Melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan yang berakibat mengganggu jalannya pelaksanaan Pemira 2012.
Berat
(Pengurangan surat suara sebanyak 5 % dari jumlah surat suara yang calon dan/atau pasangan calon peroleh)
1.      Menghasut dan mengadu  domba  antar  perseorangan maupun antar kelompok.
2.      Menghina seseorang, agama, suku,  ras,  golongan,  calon  dan/atau tim kampanye dan/atau pasangan calon yang lain.
3.      Mengganggu ketertiban umum seperti dengan sengaja merusak sarana dan prasarana di lingkungan kampus dan properti milik Panitia Pemira.
4.      Mengatasnamakan Badan Kelengkapan yang ada di KM STAN dalam melakukan kampanye baik lisan maupun tulisan
5.      Memasang media kampanye, menyebarkan bahan kampanye kepada umum sebelum masa kampanye, kecuali pada sekretariat pasangan calon dan/atau calon dan/atau tim kampanye dan di depan tempat penyelenggaraan suatu kegiatan internal pasangan calon dan/atau calon. Media kampanye yang dimaksud yaitu seperti pamflet, leaflet, baliho, nama dan/atau foto pasangan calon dan/atau calon.
6.      Memasang media kampanye, menyebarkan bahan kampanye kepada umum pada masa tenang dan/atau pada pada hari pemungutan suara, kecuali pada sekretariat pasangan calon dan/atau calon dan/atau tim kampanye dan di depan tempat penyelenggaraan suatu kegiatan internal pasangan calon dan/atau calon. Media kampanye yang dimaksud yaitu seperti pamflet, leaflet, balliho, nama dan/atau foto pasangan calon dan/atau calon
7.      Tidak mengakui keberadaan, wewenang, dan segala keputusan dari panitia Pemira.
Sangat Berat
(Dikeluarkan dari bursa pencalonan)
1.      Mempersoalkan AD/ART KM STAN.
2.      Melakukan kampanye fiktif/ pelanggaran integritas. Kampanye yang dimaksud pada ayat ini adalah kampanye ke kelas-kelas yang ditetapkan pada SKEP Pemira selanjutnya.
3.      Melakukan tindakan money politics, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
4.      Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang sekelompok anggota KM STAN, dan/atau pasangan calon dan/atau calon yang lain.


Tambahan:
- Denda diserahkan paling lambat ke Panitia Pemira 1 hari sebelum pemungutan suara.
-Tidak dibayarnya denda pada batas tanggal yang telah ditentukan Panitia mengakibatkan pengurangan surat suara. Pengurangan 1 surat suara per Rp 500 denda yang tidak dibayarkan.

untuk mengunduh pelanggaran dan sanksi versi cetak klik di sini

Sabtu, 26 Mei 2012

Seputar Pengaduan Pelanggaran

SK Panitia Pemira


Surat keputusan  panitia pemira 2012  tentang ketentuan teknis pelaksanaan pemilihan raya anggota badan legislatif mahasiswa, presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa, ketua dan wakil ketua himpunan mahasiswa spesialisasi dapat diunduh di sini